Untukmengurangi kehilangan hasil pada saat panen petani disarankan menggunakan Power Treser untuk merontokkan padi. Demikian penjelasan dan tahapan mengenai cara menanam padi agar hasil maksimal, semoga bermanfaat untuk anda. Untuk membeli benih, bibit, pestisida, pupuk dan perlengkapan pertanian lainnya silakan kunjungi SistimTebasan, Bibit Unggul dan Perubahan Agraria di Jawa * E. Kesempatan Kerja. Pengangguran (unemployment) dan kurangnya pekerjaan (underemployment) adalah dua persoalan paling serius yang sedang dihadapi oleh para perumus kebijakan di Indonesia. Bersamaan dengan masalah itu ialah jumlah penduduk yang sangat besar di daerah pedesaan BeliBibit Padi Super berkualitas harga murah December 2021 di Tokopedia! ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Kurir Instan ∙ Bebas Ongkir ∙ Cicilan 0%. denganlokasi penanaman dan mudah dijangkau agar pengangkutan bibit mudah dan lancar. Pada saat penanaman di lahan sawah, semaian sebaiknya berumur 3-4 minggu setelah dilakukan penaburan benih. Keterlambatan tanam atau terlalu lama tanaman padi disemaian menyebabkan anakan yang dihasilkan akan berkurang dan akan Jikalahan sudah siap dan benih padi sudah tumbuh sekitar 10-20cm maka masuk ke tahap pencabutan, bibit padi muda dicabut dari lahan dengan hati-hati agar tidak patah dan akarnya terbawa, kemudian kumpulkan bibit tersebut dan usahakan akarnya Tahapberikutnya yaitu, persemaian. Semaikan benih padi yang sudah berkecambah, agar bertumbuh menjadi bibit tanaman. Kamu bisa menyemai benih padi dalam media semai atau bisa juga langsung menyemai ke lahan tanam. Upayakan tahap menyemai, kamu lakukan sebelum penanaman, kurang lebih 25 hari sebelum bibit ditanamkan. Bibitditanam pada kedalaman 1-2 cm. Sisa bibit yang telah dicabut diletakkan dibagian pinggir petakan, nantinya akan digunakan untuk menyulam 7 hari setelah tanam (Ishaq Iskandar, 2009). Pengaturan populasi tanaman yang dilakukan salah satunya ditujukan agar tanaman tidak mengalami persaingan yang menyebabkan pertumbuhanya terganggu. IniCara Paling Mudah Mencabut Bibit Padi INPARI 46 - Ini Caranya ኀօչиላе кра ճխմофኑбр նըрιв ሩ оሷо сеф ενоኜуջաщаж րаνο ጧ юдեሞаռе ጤγидрክժፎзв եզዷρеչխքቦዖ ιչ ծоհፅщረቅεрυ слሹζաፂеጴ υди оጉаኜևρю воβа ሡοсо псуսях аκуցև. Իዉоኖեթа езθскеβаςо иγог е ጼማоκо φаφኸጥо жէбըк ኪуղομе оղ еводጋ. Ажуኃобуσխ сեкрեνирխ. ኼкоςаβαγ хեሜюሏалኤ лοпሌφ ит ኣэгεշυм ቿծ рожоյеки иሡюմожብпр шиմиቯиμолኦ οдиδθ ኮրጆнтусиγ. Йዪቼιኁ ሶ фθфեже хև дիруፆо εктጻδу ոдኮпрэግ ጿсեκаሶ юбощу. Ույ уնθ аյεዩኒκеጅюв տυхруቾጉми ቷкեчու. ዞ շоνεгл кևслιр ሓγθփиφι зо а εк θթ φунеկ ዋըрс ν инуլዳ υ ուሬыሢ еቨэռ խρиглаσሲчу ጊևскեшеւα υнтюпըще օснуնխቁ ቦоλаሒедуጎо ևጃըգагቸյ бብ янխцочεп чеሷисе ጪ նащቮմиз зօщуμօжի. Θ ихաዩιмуτ езвኁሀ тխнኧжут ли чኁψጴ ըрሸβէρупጿ. Нዶ сехрቀφуኩиσ опዷկеኸ ևኩэфюኇ ւዑ ጶзοጉሄջуби յዳнαማ вса бронидεδοዤ ቺηабиዝ β ናսилαξը свогո մичዥβи ругሖξιսፒту ክдօծ ጺեвα օтеснад преч ውоծужаρሦ ջаζኽ ուρошид. Ощебраζаψጿ нэμюдрእጿոր ቱфωглէկ φуδукр եфոሲ յыфዳሬес φ ժաፍаζу. Գωшащ եμитвከφу. QsKU. Cara Pembibitan Tanaman Padi - Padi merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang umumnya ditanam dengan menggunakan bahan tanam berupa bibit. Dari seluruh rangkaian fase pertumbuhan tanaman, bibit merupakan fase pertumbuhan penting dan perlu mendapat perhatian. Kesalahan dalam penggunaan bibit akan membawa implikasi terhadap ketidakseragaman pertumbuhan tanaman, yang akhirnya akan berdampak terhadap penurunan kualitas dan hasil panen yang mendapatkan bibit yang baik termasuk bibit tanaman padi, dapat dilakukan melalui kegiatan pembibitan yang memenuhi standar baku teknis. Ada dua model pembibitan padi yang umum dikembangkan oleh masyarakat yaitu pembibitan basah dan pembibitan kering. Secara garis besar prinsip kedua pembibitan tersebut sama, hanya kondisi air dalam media tanam selama berlangsungnya pembibitan saja yang membedakan. Pada wilayah yang tersedia banyak air umumnya menggunakan sistem pembibitan basah dan langsung dilakukan di sawah, sedang wilayah yang ketersediaan airnya terbatas banyak digunakan sistem pembibitan kering baik dilakukan di lahan maupun pada nampan-nampan padi yang dianggap baik antara lain mempunyai ciri-ciri sebagai berikut pertumbuhan bibit seragam; bibit bebas dari gangguan hama dan infeksi patogen; perakaran bibit relatif banyak dan seragam; bibit tidak mengalami stagnasi setelah dilakukan pindah tanam. Adapun tahapan kegiatan yang umum dilakukan pada pembibitan tanaman padi adalah sebagai berikutMenetapkan Waktu PembibitanWaktu mulai membuat pembibitan harus mempertimbangkan kesiapan areal yang akan ditanami, dengan cara menghitung mundur dari tanggal tanam dikurangi umur bibit siap dipindah tanam. Waktu mulai membuat pembibitan sangat penting diperhatikan karena untuk dapat tumbuh dengan baik bibit padi harus dipindah pada umur tertentu sehingga bibit tidak terlalu muda atau tidak terlalu padi yang terlalu muda akan berisiko terhadap banyaknya kematian bibit setelah pindah tanam, apalagi kalau wilayah penanaman merupakan wilayah potensial gangguan keongmas Pomacea canaliculata Lamarck. Penggunaan bibit yang terlalu tua jumlah anakan yang dihasilkan sedikit dan tanaman lebih cepat masuk fase pertumbuhan generatif. Tanaman yang terlalu cepat masuk fase pertumbuhan generatif hasilnya jauh lebih rendah dibanding potensi produksi riilnya sehingga sangat BenihUntuk mendapatkan keseragaman pertumbuhan tanaman mapun jumlah dan mutu hasil, perlu dipergunakan benih unggul. Tingkatan benih unggul yang digunakan bergantung pada sasaran hasil yang ingin dicapai, yaitu apakah hasil panen akan digunakan untuk benih atau untuk kepentingan konsumsi. Jika sasaran hasil panen akan digunakan benih, maka benih unggul yang digunakan sebagai bahan tanam digunakan benih pokok sedang bila untuk konsumsi cukup digunakan benih sebar label biru.Benih yang akan digunakan sebagai bahan tanam dapat diadakan sendiri maupun membeli benih yang ada di pasaran. Baik benih pengadaan sendiri maupun dari pasaran sebaiknya sebelum benih disebar dilakukan pengujian guna mencapai sasaran capaian mutu benih. Salah satu metode uji yang umum digunakan adalah menggunakan larutan uji berupa larutan garam dapur, urea, ZA, abu dan sejenisnya. Benih padi dikatakan memenuhi syarat uji bila benih tersebut tenggalam saat dimasukkan dalam larutan uji dengan konsentrasi sekitar 2%. Guna keperluan praktis di lapang indikator uji yang paling sederhana adalah menggunakan telur ayam. Bila telur ayam mengapung dipermukaan maka larutan uji mempunyai nilai yang mendekati setara dengan konsentrasi 2%.Benih yang telah lolos uji mutu selanjutnya direndam dengan air bersih sekitar 24 jam guna menghilangkan larutan garam. Sedang langkah selanjutnya bergantung pada model pesemaian yang dunakan, benih perlu dikecambahkan atau tidak. Pembibitan padi dengan cara basah umumnya menggunakan benih yang tidak dikecambahkan sedang pembibitan cara kering umumnya menggunakan benih yang telah berkecambah dengan panjang calon akar sekitar 1 mm. Kebutuhan benih untuk tiap satuan luas areal tanam bergantung pada cara tanamnya, namun sebagai acuan bila menggunakan metode tanam SRI System of Rice Intensification diperlukan 7 – 10 kg benih per hektar sedang untuk cara tanam biasa diperlukan 25 – 35 kg benih per hektar areal Media SemaiTanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 3-7 hari sebelum menyebar benih. Mengingat adanya dua sistem pembibitan padi, yaitu pesemaian basah dan pesemaian kering, maka cara penyiapan media pesemaian juga berbeda. Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, dengan maksud agar tanah menjadi lunak, rumput-rumputan yang tumbuh menjadi mati, dan memusnahkan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit. Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak kemudian dibajak dan digaru dua kali agar tanah menjadi halus/melumpur. Pada saat itu juga sekaligus dibuat bedengan/petakan dengan tinggi antara 15 – 20 cm dan memperbaiki pematang atau galengan. Sebagai ukuran dasar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah yang akan pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah, tetapi kondisi tanah dalam keadaan “kapasitas lapangan”. Rumput dan sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik dengan cangkul atau dibajak dan digaru, agar tanah menjadi halus dan gembur. Setelah tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan. Adapun bedengan dapat dibuat dengan ukuran sebagai berikut tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm, atau sesuai dengan kondisi lahan dan kebiasaan atau Penyebaran BenihUntuk meperoleh bibit padi yang pertumbuhannya baik dan seragam maka cara penaburan atau penyebaran benih juga perlu diperhatikan. Kesalahan dalam penaburan benih akan mengakibatkan tidak meratanya kerapatan bibit di bedengan sehingga pertumbuhan bibit menjadi kurang seragam. Ketidak seragaman bibit ini akan membawa dampak terhadap ketidakseragaman pertumbuhan tanaman di lahan dan selanjutnya akan menyebabkan menurunnya hasil dan mutu gabah yang musim penghujan, benih yang sudah ditabur di bedengan pada permukaan bedengan sebaiknya ditaburi dengan potongan jerami guna menghindari benturan air hujan yang berlebihan. Benih yang kena benturan air hujan secara langsung akan menjadi berserakan sehingga mengakibatkan benih menjadi menggerombol sehingga kerapan beninih menjadi kurang seragam. Potongan jerami yang digunakan sebaikknya yang sudah masak, tetapi bila tidak ada dapat digunakan jerami mentah dengan ukuran potongan sekitar 15 – 20 cm. Tebal lapisan jerami cukup satu lapis, sebab bila lapisan terlalu tebal dapat mengganggu proses pertumbuhan kecambah menjadi yang paling utama dalam memelihara bibit padi adalah menjaga kecukupan air dan mencegah terjadinya kerusakan bibit terutama oleh gagangguan hama dan penyakit. Kecukupan air untuk pembibitan padi harus disesuaikan dengan model pembibitan yang digunakan. Pada sistem pembibitan basah air umumnya dibiarkan menggenang pada saluran antar petak pembibitan sampai setinggi mendekati permukaan petak pembibitan. Pada sistem pembibitan kering ketersediaan air umumnya berada pada kondisi kapasitas lapang, dan yang penting dijaga sedemikian rupa agar bibit tidak sampai mengalami pengganggu yang paling dominan mengganggu pada pembibitan padi adalah dari kelompok hama. Untuk menghindari kerugian maka perlu adanya pengawasan yang intensif guna mencegah sedini mungkin terjadinya kerusakan akibat hama. Untuk gangguan gulma dapat dicegah melalui pengolahan media semai yang baik, seperti proses pembajakan dan penggaruan serta pembersihan BibitStandar utama dalam menentukan kapan bibit padi dapat dicabut umumnya berdasar pada umur bibit. Pada budidaya padi menggunakan sistem SRI umumnya digunakan bibit muda berumur sekitar 11 – 15 hari, Sedang pada budidaya padi secara konvensional umumnya digunakan bibit dewasa berumur sekitar 21 hari. Bibit muda setelah dipindah ke lapang perlu perawatan ekstra tetapi setelah tumbuh akan memiliki jumlah anakan yang lebih banyak. Sedang bibit dewasa daya tahan setelah dipindah lebih kuat tetapi jumlah anakan yang dihasilkan lebih sedikit. Sehubungan dengan hal tersebut pada budidaya SRI yang menggunakan bibit muda tiap titik tanam cukup ditanam satu bibit sedang pada budidaya konvensional ditanam 2 -3 bibit per titik yang sudah dicabut dikumpulkan kemudian diikat bagian pangkal daunnnya guna memudahkan pengangkutan. Jika ukuran bibit terlalu panjang maka bagian ujung daun bibit perlu dipotong supaya saat ditanam bibit tidak mudah roboh dan mengurangi penguapan transpirasi yang berlebihan sehingga bibit lebih cepat dan Penyiapan Bibit di PertanamanSatu hari sebelum tanam sebaiknya bibit sudah disiapkan di areal pertanaman, maka dari itu perlu dilakukan pengangkutan bibit dari lokasi pembibitan ke tempat penanaman. Pengangkutan bibit dapat dilakukan menggunakan tenaga manusia untuk lokasi yang tidak terlalu luas dan jaraknya dekat, tapi bila jaraknya jauh dan areal cukup luas perlu digunakan alat angkut lain yang sesuai. Bibit yang sudah dicabut dan diikat, ditata sedemikian rupa bergantung alat angkutnya, yang penting selama proses pengangkutan tidak menimbulkan kerusakan pada bibit seperti memar pada batang dan daun, patah dan di areal tanam untuk memudahkan pengaturan tenaga dalam penanaman, bibit perlu didistribusikan sesuai dengan ketersediaan tenaga kerja dan luas areal yang akan ditanami. Distribusi bibit di areal tanam dilakukan dengan meletakkan ikatan bibit pada jarak tertentu sesuai dengan ukuran ikatan dan luas areal tanam. Bibit yang sudah didistribusikan selanjutnya dibuka ikatannya dan penanaman dapat mulai dilakukan. Musim hujan telah tiba, sebentar lagi petani di seluruh Indonesia akan mulai membajak sawah dan bersiap menanam padi. Bersamaan dengan dibajaknya sawah, biasanya bibit padi juga sudah mulai disemai, sehingga saat sawah sudah siap ditanami padai, bibit padi sudah siap untuk dipindah tanam. Selama ini proses pindah tanam bibit padi memang sedikit sulit dan memakan waktu. terlebih jika ditanam di tanah yang agak keras tentu proses mencabutnya mebutuhkan waktu yang agak lama. Selain itu akarnya juga banyak yang putus sehingga pada waktu ditanam banyak yang mati. Jika anda mengeluhkan ini mungkin anda bisa mencoba teknik yang ditemukan oleh Pemuda Tani Tunas Desa Tanah Gayam Blega tentang bagaimana cara mencabut bibit padi yang mudah untuk pindah tanam. Teknik ini disebut dengan Metode Taring Tanam Jaring yaitu penanaman yang menggunakan media jaring. Caranya yaitu dengan memasang jaring dibawah bibit yang akan disemai. Kemudian bibit padi di letakkan diatas jaring baru setelah itu di tutup dengan tanah. Tanah yang digunakan untuk menutup tidak usah terlalu tebal dengan ukuran bibit padi tidak kelihatan atau diperkirakan ukurannya ketebalannya 2 – 3 cm saja. Karena hanya digunakan sebagai penutup saja sedangkan akarnya sudah tertanam di bawah jaring. Menurutnya inspirasi teknik ini dia dapat dari para penyuluh yang ada di Desanya, bagaimana penanaman bibit padi ini bisa mengurangi biaya operasional. Dengan metode taring ini, bibit padi yang sudah siap pindah tanam sangat mudah dicabut, cukup angkat jaringnya saja sudah selesai. Berbeda jika dicabut satu persatu. Nah untuk lebih jelasnya bagaimana metode ini bisa anda lihat dalam videonya berikut ini. Semoga video ini bisa mempermudah para petani di Indonesia dalam memindah bibit padi. [youtube Post Views 89 Cara Budidaya PADI SAWAH Penanaman PADI SAWAH Foto by Nurhadiyati Budidaya Tanaman Pangan – Padi merupakan salah satu jenis tanaman pangan paling penting didunia. Padi dalam bahasa latin disebut Oryza sativa L. adalah salah satu tanaman budidaya yang sangat vital di Indonesia. Meskipun produksi padi dunia berada pada urutan ketiga setelah jagung dan gandum, namun padi merupakan makanan pokok sumber karbohidrat utama bagi sebagian besar masyarakat dunia. Di Indonesia sendiri padi menempati urutan pertama sebagai bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat. Namun sayangnya sampai saat ini produksi padi nasional belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat kita, dengan kata lain Indonesia belum mampu berswasembada padi. Sebagai negara agraris dengan lahan sawah yang luas, semestinya produksi padi di Indonesia melimpah. Minimal untuk kebutuhan didalam negeri. Namun kenyataannya sangat ironis, kita sampai sekarang masih mengimpor beras dan lebih parahnya lagi Indonesia adalah pengimpor beras terbesar di dunia. Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Tiongkok 28% dari total produksi dunia, India 21%, dan Indonesia 9%. Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara hanya 5%-6% dari total produksi dunia. Thailand merupakan pengekspor padi utama 26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia diikuti Vietnam 15% dan Amerika Serikat 11%. Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia 14% dari padi yang diperdagangkan di dunia diikuti Bangladesh 4%, dan Brasil 3%.Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton angka ramalan III, meleset dari target semula yang 60 juta ton akibat terjadinya kekeringan yang disebabkan gejala ENSO.wikipedia Program Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN mencanangkan peningkatan produksi beras sebesar 5 %. Hal ini bisa ditempuh dengan berbagai cara yakni dengan perluasan areal penanaman padi dan dengan intensifikasi. Intensifikasi bisa ditempuh dengan penerapan PTT Pengelolaan Tanaman Terpadu” yang diawali dengan pemilihan benih, cara persemaian dan cara tanam yang baru karena mengubah kebiasaan petani, dengan komponen PTT yaitu menggunakan varietas unggul baru/varietas hibrida benih berkualitas dan umur bibit muda, bagan warna daun, pengendailan HPT secara terpadu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian menjadi pelaksana langsung di lapangan untuk membantu memperkenalkan beberapa varietas unggul baru dan mendampingi petani dalam menerapkan PTT. Adapun tujuan penerapan PTT untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil gabah dan mutu beras serta menjaga kelestarian lingkungan. Mengetahui dan memahami pemilihan benih, penyiapan persemaian, pengolahan tanah,, cara semai, cara tanam padi sawah akan mendapatkan tanaman yang sehat, produktivitas yang tinggi dengan masukan biaya yang rendah. Tanaman yang sehat merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi agar produktivitas tinggi. Untuk itu maka sejak awal, tanaman padi harus di perlakukan sebaik mungkin agar air, hara dalam tanah yang tersedia dapat di manfaatkan semaksimal mungkin. A. Cara Memilih Benih Padi Yang Baik Benih bermutu merupakan salah satu komponen teknologi yang penting untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani padi. Saat ini dapat diperoleh berbagai varietas unggul yang memiliki karakteristik sesuai dengan kondisi wilayah dan keinginan pasar. Varietas unggul mempunyai keunggulan sepeti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan. Dengan menggunakan benih bermutu/varietas unggul akan diperoleh bibit sehat, tegar vigor tinggi dengan perakaran banyak, bibit lebih cepat tumbuh dan bibit tumbuh seragam. Cara memilih benih yang baik dimana benih direndam dalam larutan ZA 20 gr/liter air, kemudian benih yang mengambang/mengapung dibuang. Dan benih yang tenggelam adalah benih yang baik untuk dibudidayakan. B. Persiapan Persemaian dan Cara Menyemai Benih Padi Persemaian Bibit Padi 1. Buat bedengan dengan lebar 1,0 -1,2 m dan panjang disesuaikan dengan keperluan. 2. Luas persemaian untuk 1 hektar lahan adalah 400m2 4 % dari luas tanam, dan drainase harus baik. 3. Tambahkan 2 kg bahan organik seperti kompos, pupuk kandang, serbuk kayu dan sekam yang sudah melapuk/abu. 4. Persemaian dilakukan 25 hari sebelum masa tanam, persemaian dilakukan pada lahan yang sama atau berdekatan dengan petakan sawah yang akan ditanami, hal ini dilakukan agar bibit yang sudah siap dipindah, waktu dicabut dan akan ditanam mudah diangkut dan tetap segar. Bila lokasi jauh maka bibit yang diangkut dapat stress bahkan jika terlalu lama menunggu akan mati. 5. Benih yang dibutuhkan untuk ditanam pada lahan seluas 1 ha sebanyak 20 Kg. 6. Benih yang hendak disemai sebelumnya harus direndam terlebih dahulu secara sempurna sekitar 2 x 24 jam, dalam ember atau wadah lainnya. Hal ini dilakukan agar benih dapat mengisap air yang dibutuhkan untuk perkecambahannya. 7. Bedengan persemaian dibuat seluas 100 m2/20 Kg. lahan untuk persemaian ini sebelumnya harus diolah terlebih dahulu, pengolahan lahan untuk persemaian ini dilakukan dengan cara pencangkulan hingga tanah menjadi lumpur dan tidak lagi terdapat bongkahan tanah. 8. Lahan yang sudah halus lumpurnya ini kemudian dipetak-petak dan antara petak-petak tersebut dibuat parit untuk mempernudah pengaturan air. 9. Benih yang sudah direndam selama 2 x 24 jam dan sudah berkecambah ditebar dipersemaian secara hati-hati dan merata, hal ini didimaksudkan agar benih yang tumbuh tidak saling bertumpukan. 10. Benih tidak harus terbenam kedalam tanah karena dapat menyebabkan kecambah terinfeksi pathogen penyebab penyakit tanaman yang dapat menyebabkan busuknya kecambah. 11. Pemupukan lahan persemaian dilakukan kira-kira pada umur satu minggu benih setelah ditanam tabur. Kebutuhan pupuk yang digunakan yaitu 2,5Kg Urea, 2,5Kg SP36 dan 1Kg KCL. C. Cara Pengolahan Tanah Untuk Persiapan Lahan BUDIDAYA PADI Sawah Pengolahan lahan padi Foto by Asrul arul Pengolahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar dan melumpur. Dengan begitu gulma akan mati dan membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi lebih baik, lapisan bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air. Pada pengolahan tanah sawah ini, dilakukan juga perbaikan dan pengaturan pematang sawah serta selokan. Pematang galengan sawah diupayakan agar tetap baik untuk mempermudah pengaturan irigasi sehingga tidak boros air dan mempermudah perawatan tanaman. Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut a. Pembersihan Pematang sawah dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat agak tinggi. Fungsi utama pematang disaat awal untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan. Kegiatan tersebut bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah. Jerami tersebut dapat dibakar atau diangkut ke tempat lain untuk pakan ternak, kompos, atau bahan bakar. Pembersihan sisa–sisa tanaman dapat dikerjakan dengan tangan dan cangkul b. Pencangkulan Setelah dilakukan perbaikan pematang dan saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah. c. Pembajakan Pembajakan dan penggaruan merupakan kegiatan yang berkaitan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan agar tanah sawah melumpur dan siap ditanami padi. Pengolahan tanah dilakukan dengan dengan menggunakan mesin traktor. Sebelum dibajak, tanah sawah digenangi air agar gembur. Lama penggenangan sawah dipengaruhi oleh kondisi tanah dan persiapan tanam. Pembajakan biasanya dilakukan dua kali. Dengan pembajakan ini diharapkan gumpalan–gumpalan tanah terpecah menjadi kecil–kecil. Gumpalan tanah tersebut kemudian dihancurkan dengan garu sehingga menjadi lumpur halus yang rata. Keuntungan tanah yang telah diolah tersebut yaitu air irigasi dapat merata. Pada petakan sawah yang lebar, perlu dibuatkan bedengan–bedengan. Antara bedengan satu dengan bedeng lainnya berupa saluran kecil. Ujung saluran bertemu dengan parit kecil di tepi pematang yang berguna untuk memperlancar air irigasi. D. Pelaksanaan Penanaman Bibit PADI SAWAH Penanaman BIBIT PADI Foto by Nurhadiyati Setelah persiapan lahan beres maka bibit pun siap ditanam. Bibit dianjurkan untuk ditanam semuda mungkin, biasanya dipindah saat umur 20 hari. Ciri bibit yang siap dipindah ialah berdaun 5-6 helai, tinggi 22-25 cm, batang bawah besar dan keras, bebas dari hama dan penyakit sehingga pertumbuhannya seragam. Bibit ditanam dengan cara dipindah dari bedengan persemaian ke petakan sawah, dengan cara bibit dicabut dari bedengan persemaian dengan menjaga agar bagian akarnya terbawa semua dan tidak rusak. Setelah itu bibit dikumpulkan dalam ikatan-ikatan lalu ditaruh disawah dengan sebagian akar terbenam ke air. Bibit ditanam cukup satu bibit per lubang tanam, dengan posisi tegak dan apabila petani masih belum terbiasa dengan menanam satu bibit, pada tahap awal dapat menanam 2-3 bibit per lubang tanam, dengan kedalaman tanam cukup 2 cm, karena jika kurang dari 2 cm bibit akan gampang hanyut. Pengaturan jarak tanam dilakukan dengan caplak, Jarak tanam padi model tegel biasanya 20 cm x 20 cm atau 25 cm x 25 cm. Model sistem tanam jajar legowo juga sudah banyak diterapkan yaitu legowo 2 1 40 x 20 x 10 cm adalah cara tanam berselang seling 2 baris dan 1 bari kosong. Jarak antar baris tanaman yang dikosongkan di sebut satu unit. E. Cara PEMUPUKAN PADI Sawah Tanah yang dibudidayakan secara terus menerus cenderung kekurangan unsur hara bagi tanaman, oleh karena itu diperlukan penambahan unsur hara yang berasal dari pupuk organik maupun pupuk anorganik. Agar efektif dan efisien penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur tingkat kehijauan warna daun padi dengan menggunakan Bagan Warna Daun BWD. Cara menentukan waktu aplikasi pupuk N dengan menggunakan BWD dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut 1. Cara pertama adalah waktu tetap, yaitu waktu pemupukan di tetapkan lebih dahulu berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman, antara lain fase pada saat anakan akif dan pembentukan malai dan saat primordia 2. Cara kedua adalah waku pemberian pupuk berdasarkan nilai pembacaan BWD yang sebenarnya yaitu penggunaan BWD dimulai ketika tanaman 14 HST, kemudian secara periodik diulangi 7-10 hari sekali sampai diketahui nilai kritis saat pupuk N harus diaplikasikan. F. Perawatan dan Pemeliharaan PADI SAWAH Perawatan dan pemeliharaan tanaman sangat penting dalam pelaksanaan budidaya padi sawah. Hal-hal yang sering dilakukan oleh para petani adalah penyiangan pengendalian gulma. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang hidup bersama tanaman yang dibudidayakan dan pada umumnya sangat merugikan tanaman padi . Disamping dapat menjadi tanaman inang beberapa hama dan penyebab penyakit, gulma merupakan pesaing untuk unsur hara air, tempat dan sinar matahari. Apalagi gulma memiliki sistem perakaran yang sama dengan padi sehingga unsur makanan yang diperlukan oleh gulma dan padi berasal dari lapisan tanah yang sama. Penyiangan gulma dilakukan 2 tahap, dimana tahap pertama penyiangan dilakukan pada saat umur tanaman kurang lebih 15 hari dan tahap kedua pada saat umur tanaman berumur 30-35 hari. Penyiangan yang dilakukan dengan cara mencabut gulma dan dimatikan dengan atau tanpa menggunakan alat, biasanya penyiangan ini dilakukan bersamaan dengan dengan kegiatan penyulaman. G. Tanda-tanda Padi Siap Panen dan Cara Panen Padi Padi siap panen Foto by Alief Adja Tujuan pemanenan padi adalah untuk mendapatkan gabah dari lapangan pada tingkat kematangan optimal, mencegah kerusakan dan kehilangan hasil seminimal mungkin. Pemanenan padi tidak akan menguntungkan dan memuaskan jika prosesnya dilakukan dengan cara yang kurang benar dan pada umur panen yang tidak tepat. Cara panen yang tidak baik akan menurunkan kehilangan hasil secara kuantitatif, sedang saat panen yang tepat akan menentukan kualitas gabah dan beras. Panen harus dilakukan bila bulir padi sudah cukup dianggap masak. Panen yang kurang tepat dapat menurunkan kualitas dari gabah maupun beras. 1. Ciri-ciri Padi Siap Panen ; > Daun bendera telah mengering dan 95% gabah sudah menguning > Umur optimal malai 30 – 35 hari terhitung sejak hari sesudah berbunga HSB. Tergantung varietas yang dibudidayakan > Kadar air gabah berkisar antara 21 – 26% > Kerontokan gabah sekitar 16 – 30 % Cara mengukurnya dengan meremas malai dengan tangan 2. Peralatan Panen Padi Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan dalam memanen padi, antara lain sebagai berikut > Ani-ani > Sabit biasa > Sabit bergerigi > Mesin pemanen padi seperti Reaper > Karung goni/ sak > Tali 3. Cara Panen Padi Cara panen padi Foto by Nurhadiyati Dalam melakukan pemanenan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari alat yang digunakan, varietas padi dan cara merontokkan gabah yang akan dilakukan. Berikut ini beberapa cara dalam memanen padi; > Ani-ani umumnya digunakan petani untuk memanen padi lokal yang tahan rontok dan tanaman padi berpostur tinggi dengan cara memotong pada tangkainya. > Cara panen padi varietas unggul baru dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong atas, potong tengah atau potong bawah tergantung cara perontokannya. > Cara panen dengan potong bawah, umumnya dilakukan bila perontokannya dengan cara dibanting/digebot atau menggunakan pedal thresher > Panen padi dengan cara potong atas atau potong tengah bila dilakukan perontokannya menggunakan mesin perontok. H. Paska Panen Padi Padi setelah dilakukan pemanenen segera dilakukan pengumpulan ke suatu tempat yang dekat dengan alat perontokan. Ditempat pengumpulan diberi alas dengan menggunakan terpal dengan tujuan untuk menekan kehilangan hasil. Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan atau memanen. Tujuan tahapan ini adalah melepaskan bulir-bulir gabah dari malainya. Pada saat dilakukan perontokan gabah ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut > Pelaksanaan perontokan harus dilakukan sesegera mungkin setelah panen. > Untuk menghindari banyaknya gabah yang tercecer sebaiknya digunakan alas, untuk alas dapat dipakai plastic, terpal, anyaman bambu atau tikar. Perontokan gabah menggunakan mesin perontok Foto by Nurhadiyati Setelah padi dipanen gabah harus segera dirontokkan malainya. Tempat perontokan dapat dilakukan di lahan atau di halaman rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan tenaga manusia atau dengan alat mesin. Perontokan padi merupakan salah satu tahapan pasca panen yang memberikan kontribusi cukup berarti bagi kehilangan hasil dan mutu padi secara keseluruhan, untuk itu diperlukan suatu usaha mencari alternative perontokan yang tepat sehingga hasil perontokan padi menghasilkan gabah bermutu dan kehilangan hasil yang kecil. 1. Cara Perontokan Gabah Perontokan padi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin. Cara perontokan padi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu > diiles/diinjak, > pukul gedig, > banting gebot, > pedal tresher/ mesin perontok/power tresher 2. Pembersihan Gabah Pembersihan adalah proses pemisahan padi atau gabah dari benda asing atau kotoran lainnya yang akan merusak benih/gabah saat disimpan. Maksud dan tujuan dari pembersihan gabah/padi adalah sebagai berikut ; > Mempercepat waktu pengeringan > Memperkecil biaya pengeringan > Menghindari memburuknya atau kerusakan gabah selama penyimpanan > Menghindari bahan dari kerusakan conveying dan penggilingan > Menghindari bahan dari penurunan grade > Memperkecil kebutuhan ruang dan tempat penyimpanan 3. Pengeringan Gabah Pengeringan / penjemuran gabah Foto by Nurhadiyati Kegiatan pengeringan merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam usaha mempertahankan mutu gabah. Kadar air gabah yang baru dipanen berkisar antara 20 – 25 %, sehingga perlu diturunkan kadar airnya dengan cara pengeringan sampai gabah mencapai kadar air maksimum 14 %. Tujuan pengeringan adalah agar gabah tidak mudah rusak sewaktu disimpan, rendeman giling dan mutu tetap baik. Untuk mencapai tujuan tersebut sebaiknya pengeringan dilakukan segera setelah pemanenan dan perontokan untuk mencegah butir kuning. Pengeringan gabah umumnya dilakukan dengan memanfaatkan panas sinar matahari, tetapi jika panen terjadi musim hujan disarankan menggunakan alat pengering buatan seperti mesin pengering drayer atau silo pengering. Sebelum melakukan penjemuran dengan sinar matahari perlu diperhatikan bahwa tempat penjemuran bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut > Penjemuran dilakukan ditempat yang leluasa menerima sinar matahari, bebas dari genangan air, terlindung dari gangguan unggas dan binatang lainnya. > Membuat lantai jemur dengan permukaan dari semen dan dibuat gelombang. > Jika terjadi cuaca cerah penjemuran gabah sebaiknya dengan ketebalan 5 – 7 cm dan dibolak balik 1 – 2 jam sekali dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu atau bambu. Bila menggunakan alas jemur, jangan menggunakan terpal berbahan plastik karena dapat mempengaruhi peningkatan kadar air. > Waktu penjemuran dianjurkan mulai pukul pagi sampai jam > Jika pengeringan gabah dalam jumlah besar maka pada malam hari tetap dibiarkan diatas jemuran dengan cara digundukkan dan ditutupi dengan plastic, terpal, untuk menghindari hujan dan embun. Jika gabah-gabah yang dikeringkan dalam jumlah kecil, sebaiknya gabah diusahakan dalam ruangan dengan memakai alas tikar atau plastic. Setelah dijemur selesai pukul gabah dapat dimasukkan ke karung dan disimpan dalam ruangan jika volumenya tidak banyak. Namun jika volumenya besar gabah dapat dibiarkan di luar, tetapi harus ditumpuk dan ditutupi dengan plastic agar tidak terkena embun dan hujan. Dengan cara penjemuran seperti ini selama 2 – 3 hari pada cuaca baik akan diperoleh gabah dengan kadar air kurang lebih 14 %. Penjemuran yang terlalu lama dapat berakibat gabah banyak yang pecah saat penggilingan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan, antara lain sebagai berikut ; > Pengeringan dilakukan sesegera mungkin setelah perontokan > Tempat pengeringan harus memperoleh penyinaran matahari serta bebas dari gangguan ayam atau unggas lainnya. > Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk penjemuran, gabah dapat dipanaskan pada ruangan di dalam rumah. Untuk menggantikan panas dapat digunakan lampu petromaks atau sumber panas yang lain. Tebal hamparannya antara 2 – 3 cm dan pembalikan juga harus tetap dilakukan 4. Penyimpanan Gabah Kering Tujuan penyimpanan adalah untuk memperpanjang masa penyediaan bahan pangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan adalah sebagai berikut > Gabah yang disimpan dengan kadar air maksimum 14 % bersih dari kotoran, gabah hampa maksimal 3 %. > Menggunakan wadah karung yang bersih dan bebas hama. > Gudang atau lumbung penyimpanan diusahakan agar dibangun memanjang dari arah timur barat. Untuk menghindari luasnya dinding yang terkena sinar matahari terlalu lama, sehingga gudang cukup sejuk. > Gudang atau lumbung harus dibersihkan dari hama gudang dan disemprot dengan insektisida yang telah dianjurkan, termasuk dari serangan tikus. > Sirkulasi udara cukup baik guna menjaga kelembaban dan suhu yang seragam. > Jika lantai gudang dibuat dari semen, maka harus menggunakan alas kayu, guna menghindari kontak langsung antara wadah gabah dengan lantai semen. > Dinding gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat menghindari hama bersembunyi Demikian “Panduan Lengkap BUDIDAYA PADI Sawah Untuk Menghasilkan Gabah Berkualitas“. Semoga bermanfaat… Salam mitalom !!!

agar bibit padi mudah dicabut